Silakan perhatikan ayat berikut, Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. (Q.S. Muhammad 47: 19)
Kalimat Maka ketahuilah… mengisyaratkan bahwa ilmu harus menjadi landasan amal, dengan kata lain ilmu harus lebih dulu daripada amal. Penafsiran ini dikuatkan dengan ayat yang pertama kali turun kepada Nabi saw. yaitu Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan.. (Q.S.Al Alaq 96: 1)
Ilmu akan mengantarkan kita pada jalan kebaikan. Rasulullah saw. bersabda, ”Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan mudahkan jalan menuju surga.” (H.R. Abu Daud)
Ilmu berfungsi sebagai pemandu bagi amal. Amal yang tidak berlandaskan ilmu kemungkinan besar tertolak, sebagaimana disabdakan Rasul saw., ”Siapa yang beramal tapi tidak seperti yang aku perintahkan maka amalnya tertolak.” Ini isyarat betapa pentingnya ilmu dalam suatu amal.
Selain ilmu, ada satu lagi yang harus diperhatikan dalam beramal, yaitu ikhlas. Perhatikan ayat berikut, Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah (beribadah) dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (Q.S. Al Bayyinah 98: 5). Maksud … dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya … adalah bahwa suatu ibadah atau amal harus dilandasi keikhlasan, artinya hanya mengharap rido Allah swt.
Kalau kita hanya bergelut dengan ilmu tapi miskin amal, itulah yang disebut ilmu yang tidak bermanfaat. Karena itu, walau ilmu harus kita prioritaskan, namun jangan hanya sampai di situ, kita juga harus berusaha untuk mengamalkan ilmu. Jadi, antara ilmu dan amal terjadi keseimbangan. Rasulullah saw. mengajarkan sejumlah doa agar kita diberi ilmu yang bermanfaat, di antaranya:
”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat.” (H.R. Muslim)
”Ya Allah, berikanlah manfaat kepadaku atas apa yang telah Engkau ajarkan kepadaku. Serta ajarkanlah kepadaku apa-apa yang bermanfaat bagiku dan tambahkanlah ilmu kepadaku.” (H.R. Tirmidzi)
Malik bin Dinar mengatakan, ”Jika seseorang mencari ilmu untuk diamalkan maka ilmu tersebut akan membahagiakan dirinya.”
Bertolak dari analisis di atas, menurut hemat saya sebaiknya Anda tetap datang ke majlis ta’lim dan bertekadlah untuk mengamalkan ilmu yang telah Anda dapatkan. Dengan itikad dan niat baik seperti itu kita berharap Allah memberi kekuatan untuk mengamalkan ilmu. Wallahu a’lam
Kalimat Maka ketahuilah… mengisyaratkan bahwa ilmu harus menjadi landasan amal, dengan kata lain ilmu harus lebih dulu daripada amal. Penafsiran ini dikuatkan dengan ayat yang pertama kali turun kepada Nabi saw. yaitu Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan.. (Q.S.Al Alaq 96: 1)
Ilmu akan mengantarkan kita pada jalan kebaikan. Rasulullah saw. bersabda, ”Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan mudahkan jalan menuju surga.” (H.R. Abu Daud)
Ilmu berfungsi sebagai pemandu bagi amal. Amal yang tidak berlandaskan ilmu kemungkinan besar tertolak, sebagaimana disabdakan Rasul saw., ”Siapa yang beramal tapi tidak seperti yang aku perintahkan maka amalnya tertolak.” Ini isyarat betapa pentingnya ilmu dalam suatu amal.
Selain ilmu, ada satu lagi yang harus diperhatikan dalam beramal, yaitu ikhlas. Perhatikan ayat berikut, Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah (beribadah) dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (Q.S. Al Bayyinah 98: 5). Maksud … dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya … adalah bahwa suatu ibadah atau amal harus dilandasi keikhlasan, artinya hanya mengharap rido Allah swt.
Kalau kita hanya bergelut dengan ilmu tapi miskin amal, itulah yang disebut ilmu yang tidak bermanfaat. Karena itu, walau ilmu harus kita prioritaskan, namun jangan hanya sampai di situ, kita juga harus berusaha untuk mengamalkan ilmu. Jadi, antara ilmu dan amal terjadi keseimbangan. Rasulullah saw. mengajarkan sejumlah doa agar kita diberi ilmu yang bermanfaat, di antaranya:
”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat.” (H.R. Muslim)
”Ya Allah, berikanlah manfaat kepadaku atas apa yang telah Engkau ajarkan kepadaku. Serta ajarkanlah kepadaku apa-apa yang bermanfaat bagiku dan tambahkanlah ilmu kepadaku.” (H.R. Tirmidzi)
Malik bin Dinar mengatakan, ”Jika seseorang mencari ilmu untuk diamalkan maka ilmu tersebut akan membahagiakan dirinya.”
Bertolak dari analisis di atas, menurut hemat saya sebaiknya Anda tetap datang ke majlis ta’lim dan bertekadlah untuk mengamalkan ilmu yang telah Anda dapatkan. Dengan itikad dan niat baik seperti itu kita berharap Allah memberi kekuatan untuk mengamalkan ilmu. Wallahu a’lam