Percikan Iman – Dalam Islam, kita tak hanya mendapatkan tujuan hidup yang jelas, namun juga menyediakan sarananya. Salah satu sarana untuk menjadikan kita “better version” ialah dengan menyediakan program pelatihan yang merangkum kurikulum lengkap, bernama Ramadhan. Alhamdulillah, jika Allah Swt. masih memperkenankan kita bertemu denganya.
Di dalam surat Al-Baqarah yang merangkum “kurikulum Ramadhan”, kita dapat menemukan tiga objektif dari program Ramadhan. Yakni, menjadikan kita pribadi yang menegakkan prinsip takwa, pribadi yang bersyukur, dan pribadi yang mengajak orang untuk bertakwa. Tepatnya, ada di ujung ayat 183, 185,dan 187.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Hai, orang-orang beriman, diwajibkan atasmu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelummu agar kamu bertakwa, (Al-Baqarah:183)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, serta sebagai pembeda antara yang benar dan yang batil. Siapa pun di antaramu berada di negeri tempat tinggalnya pada bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa. Jika tidak berpuasa karena sakit atau dalam perjalanan, kamu wajib menggantinya pada hari lain sebanyak hari yang ditinggalkan itu. Allah menghendaki kemudahan dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur. (Al-Baqarah:185)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ اِلٰى نِسَاۤىِٕكُمْ ۗ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ ۗ عَلِمَ اللّٰهُ اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُوْنَ اَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۚ فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عَاكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ
Dihalalkan bercampur dengan istrimu pada malam hari di bulan puasa. Mereka adalah pakaianmu dan kamu pakaian mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan nafsumu. Karena itu, Allah mengampuni dan memaafkanmu. Sekarang, campuri mereka dan cari apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu perbedaan antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakan puasa sampai datang malam. Namun, janganlah kamu campuri mereka ketika kamu beriktikaf di dalam masjid. Itu ketentuan Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Demikian Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa (Al-Baqarah:187)
“Muttaqin” ialah gelar yang melekat pada seseorang yang menegakkan prinsip takwa di dalam kehidupannya, yakni “berwaspada”, fokus menjalankan perintah Allah Swt. dan menjauhi segala larangan-Nya. Jika seseorang “bertakwa” selama hidupnya, maka baginya Allah sediakan kesuksesan di Dunia dan juga di akhirat.
Dalam Qur’an, surat Ali Imron ayat 133, Allah Swt. berfirman,
۞ وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ
Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan dapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang bertakwa,
Juga, dalam Qur’an, surat Al-Baqarah ayat 197, kita dapat mengetahui, bahwa takwa ialah sebaik-baik bekal, Allah Swt. berfirman,
اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيْهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوْقَ وَلَا جِدَالَ فِى الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُ ۗ وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ
Musim haji itu pada bulan-bulan yang telah dimaklumi. Siapa saja yang mengerjakan haji dalam bulan-bulan tersebut, ia tidak boleh berkata jorok (rafaš), berbuat maksiat, dan bertengkar dalam melakukan ibadah haji. Allah mengetahui semua kebaikan yang kamu kerjakan. Bawalah bekal karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku, hai orang berakal!
Dalam hadits riwayat Abu Hurairah,
سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ « تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ ». وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ « الْفَمُ وَالْفَرْجُ »
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai perkara yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.” Beliau ditanya pula mengenai perkara yang banyak memasukkan orang dalam neraka, jawab beliau, “Perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan.”
(HR. Tirmidzi no. 2004 dan Ibnu Majah no. 4246. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Sahabat, Ramadhan adalah sarana yang Allah Swt. sediakan, agar kita, layaknya kupu-kupu, dapat bertransformasi menjadi versi yang lebih baik dari diri kita saat ini. Tahukah Anda, kupu-kupu pun melakukan puasa, yakni saat dirinya berada dalam fase kepompong, fase di mana dirinya bertransformasi dari sosok yang “yang bikin geli” (bagi sebagian orang), menjadi sosok yang dikagumi karena keindahannya.
Selain karena keindahannya, Anda juga pasti sudah tahu, bahwa kupu-kupu berperan untuk menyebarkan bubuk benang sari ke putik sehingga terjadi pembuahan dan bunga pun menjadi buah yang bisa manusia dan binatang lainnya makan. Padahal, sebelumnya ia adalah makhluk yang merugikan, bahkan menjadi hama karena memakan dedaunan pada tumbuhan dan dapat mengakibatkan pohon atau tumbuhan mati.
Jika kupu-kupu bisa ber-metamorfosis menjadi makhluk yang lebih bermanfaat, maka apalagi kita, yang sudah Allah Swt berikan akal budi dan hati. Maka, mari kita optimalkan program yang telah Allah Swt. “susunkan” bagi kita sehingga kita menjadi pribadi yang bertakwa dan menjadi ahli surga.
Wallahu a’lam bi shawwab
_____
Tulisan ini merupakan pengembangan dari materi yang disampaikan oleh guru kita, Ustadz Aam Amiruddin pada program “Safari Dakwah Tasik-Ciamis” 28 Februari – 1 Maret 2024