Percikan Iman – Banyak orang yang punya kekuatan, kekuasaan, yang jsutru menggunakan keuasaan dan kekuatannya untuk menindas yang lemah. Jangankan pada orang lain, pada keluargapun kasar. Sungguh orang seperti harusnya malu pada Rasulullah Saw. Yang kewenanganya, Allah Swt. beri secara langsung meliputi banyak aspek dalam kehidupan, namun beliau amat lembut pada keluarganya, bahkan lebih lembut dari tahu susu.
Rasulullah Saw. merupakan sosok yang Allah Swt. pilih untuk menjadi hamba Allah Swt. sekaligus menjadi khalifah di muka bumi yang paling sempurna. Untuk itu, Allah Swt. mempersiapkan beliau jauh-jauh hari. Bahkan, sebelum lahir ke dunia. Beliau adalah ruh yang paling benderang, yang paling suci, bahkan ketika di dunia pun Allah Swt. membersihkan qalbu beliau sehingga suci hatinya, lapang dadanya.
Karenanya, beliau mampu menjadi sosok yang paripurna ketaatan dan cintanya pada Allah Swt. Sekaligus makhluk yang paling dalam cintanya pada manusia dan alam semesta. Setiap perkataan, setiap jejaknya pasti berdasarkan ketentuan Allah Swt., bahkan mulutnya tak mampu melafalkan sya’ir sehingga tak tercampur aduk dengan kalimat suci berupa firman Allah Swt. dan juga nasihat yang mendasar padanya.
Maka, tak ada keselamatan kecuali dengan mengikuti setiap jejak langkahnya,
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
“Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (HR. Malik; Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Hadits ini disahihkan oleh Syaikh Salim Al-Hilali di dalam At-Ta’zhim wa Al-Minnah fi Al-Intishar As-Sunnah, hlm. 12-13 )
Jika kita senang dengan Khabib Nurmagomedov, yang juara MMA tanpa kekalahan, Rasulullah Saw. merupakan sosok yang tak pernah kalah dari siapapun dalam pertarungan. Sebagaimana dikutip republika dari buku Harta Nabi karya Abdul Fattah As-Saman, disebutkan Rasulullah Saw. pernah diajak gulat oleh juara gulat di Jazirah Arab saat itu. Namanya Rukanah, berasal dari kabilah yang sama dengan Rasulullah Saw., yakni Bani Hasyim dan dia benci dengan dakwah yang Rasulullah Saw. bawa.
Tiga ronde pertandingan dilakukan. Namun, tiga kali pula Rukanah berhasil dijatuhkan dan dikunci oleh Rasulullah Saw.
Kemudian, kalau bicara kepemilikan harta, Rasulullah Saw. pernah ada dalam posisi orang yang paling kaya di Mekah. Pun dalam hal kemuliaan, beliau adalah sosok yang digelari Al-Amin sebelum beliau menyampaikan risalah. Beliau kuat, namun kekuatannya disertai dengan kesadaran bahwa semua adalah amanah dari Allah Swt. sehingga melahirkan akhlak yang paling sempurna. Saking mulianya, Allah Swt. yang memuji beliau lewat firmannya dalam Qur’an, surat Al-Qalam, ayat 4
وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
Sungguh, kamu benar-benar berakhlak mulia.
Umar bin Khattab Ra. merupakan salah satu pentolan Mekah, yang masuknya beliau ke dalam Islam menggetarkan musuh-musuh Allah Swt. yang beberapa pendapatnya selaras dengan wahyu. Beliau yang ketika berjalan di satu jalan, maka setan akan menyingkir. Namun, perhatikan apa kata beliau soal Rasulullah Saw.
Menurut Umat bin Khatthab Ra. mengatakan, “dalam hal kedermawanan, beliau berada di depan semua orang. Beliau adalah yang paling berani di antara semuanya. Beliau adalah orang yang paling jujur, setia, dan memiliki watak yang baik. Beliau adalah orang yang paling suka bersosialisasi. Siapa pun yang pertama kali bertemu dengannya akan terpengaruh oleh rasa kagumnya dan setelah bertemu dengannya dan berada di dekatnya, mereka akan menyukainya. Saya belum pernah melihat orang seperti Yang Mulia sebelumnya atau setelah itu.”
Tak hanya itu, Rasulullah Saw. bahkan amat menjaga perasaan sahabatnya hingga interaksi yang paling mikro.
Anas bin Malik berkata, “Rasulullah (saw) tidak pernah meluruskan kakinya di depan orang lain. Beliau memberi salam terlebih dahulu setiap kali bertemu seseorang. Beliau berjabat tangan dengan para sahabatnya. Beliau tidak pernah meluruskan kakinya di depan para sahabatnya. Beliau memberi hormat kepada semua orang yang datang menemuinya. Kadang-kadang beliau membentangkan jubahnya untuk diduduki tamu atau memberikan jubah yang sedang beliau duduki. Beliau menyapa para sahabatnya dengan sebutan kunyah dan memanggil mereka dengan sebutan yang baik. Beliau tidak pernah menyela ketika orang lain berbicara”
Berikutnya, mari kita masuk lebih dalam ke kehidupan rumah tangga beliau. Kalau kita lihat di media, kita dapat dengan mudah menemukan berita-berita mengenai orang-orang yang hebat di kalangan sahabat pun dalam karirnya, tapi berantakan dalam keluarganya. Namun, tidak dengan Rasulullah Saw. di luar rumah Rasulullah Saw. pemimpin negara, pemimpin agama, sekaligus jenderal perang. Namun, sangat lembut pada keluarganya.
عن أبي عبد الله الجَدَلِي قال: سألتُ عائشة -رضي الله عنها-، عن خُلُق رسول الله -صلى الله عليه وسلم- فقالت: «لم يكن فاحِشًا ولا مُتَفَحِّشًا ولا صَخَّابًا في الأسواق، ولا يَجْزي بالسيئةِ السيئةَ، ولكن يَعْفو ويَصْفَح».
Dari Abu Abdilah al-Jadali RA dia berkata, “Saya berkata kepada Aisyah, ‘Bagaimana sikap Nabi terhadap keluarganya?’ Aisyah menjawab, “Dia adalah orang yang paling terpuji. Rasulullah tidak pernah bersikap dengan buruk, kasar atau berteriak di tengah pasar. Dia tidak akan membalas kejahatan dengan kejahatan. Tapi dia memaafkan dan memaafkan hal-hal buruk yang ditujukan kepadanya secara pribadi.” ( HR Imam Ahmad ).
Di zaman sekarang, kita dapat dengan mudah menemukan seorang suami yang karena merasa berkuasa, dia gengsi membantu orang tuanya. Kalau ada orang seperti itu, mestinya ia malu pada Rasulullah Saw. Seberapa berkuasa dia dibanding Rasulullah Saw. yang begitu mulia di tengah kaumnya, punya kewenangan penuh terhadap segala aspek kehidupan masyarakatnya. Namun, beliau tak sungkan menggulung kain di lengannya, mengerjakan sendiri kebutuhannya, bahkan membantu istri mengerjakan perkerjaan rumah tangga,
عن عروة قال قُلْتُ لِعَائِشَةَ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ أي شَيْءٌ كَانَ يَصْنَعُ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَانَ عِنْدَكِ قَالَتْ مَا يَفْعَلُ أَحَدُكُمْ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ يَخْصِفُ نَعْلَهُ وَيُخِيْطُ ثَوْبَهُ وَيَرْفَعُ دَلْوَهُ
Urwah berkata kepada Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika ia bersamamu (di rumahmu)?”, Aisyah berkata, “Ia melakukan (seperti) apa yang dilakukan oleh salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya, ia memperbaiki sendalnya, menjahit bajunya, dan mengangkat air di ember” ( HR. Ibnu Hibban ).
Pun, ketika kita dengan mudah menemukan anak kecil yang dibentak karena berlarian di masjid, merasa dirinya lebih berhak atas masjid, merasa dirinya lebih tua, lebih berwenang. Hendaknya ia malu pada Rasulullah Saw. yang tanpa berat hati menggendong anak kecil saat beliau menghadap Allah Swt.
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الأَنْصَارِي قَالَ : رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَؤُمُّ النَّاسَ وَأُمَامَةُ بِنْتُ أَبِي الْعَاصِ وَهِيَ ابْنَةُ زَيْنَبَ بِنْتِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى عَاتِقِهِ فَإِذَا رَكَعَ وَضَعَهَا وَإِذَا رَفَعَ مِنَ السُّجُوْدِ أَعَادَهَا
Dari Abu Qatâdah al-Anshari Radhiyallahu anhu , ia berkata : saya melihat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat mengimami para Sahabat sambil menggendong Umamah bin Abi al-Ash, anak Zaenab puteri Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, di atas bahunya, maka apabila ruku Beliau meletakkannya dan apabila selesai sujud Beliau menggendongnya kembali. (Muttafaqun ‘alaih)
Apa yang kita miliki belum tentu menghantarkan kita pada kemuliaan di hadapan Allah Swt. Mari kita bercermin pada Rasulullah Saw., selami kehidupanya sehingga tumbuh rasa malu pada diri kita, kemudian menjadi pijakan untuk memperbaiki diri.
Wallahu a’lam bi shawwab
______
Tulisan ini, kami kembangkan berdasarkan materi yang disampaikan oleh guru kita, Dr. Aam Amirudin, M.Si. pada Majelis Percikan Iman (MPI) di Masjid Al-Irsyad Satya, Kabupaten Bandung Barat, dengan judul “Pelita Kehidupan Rasulullah”, Pada Kamis, 12 September 2024