Percikan Iman – Ketika mendengar ada salah satu teman atau saudara kita meninggal, pertanyaan yang sering kali terlontar pada ahlul mushibah ialah, “beliau sakit apa?” Padahal kematian itu tak ada kaitannya dengan sakit.
Buktinya, ada orang yang belasan tahun koma, dia kembali bangun dan sembuh. Sementara, ada orang yang paginya masih menikmati kopi, bermain dengan anak-istri, sorenya meninggal. Padahal, sejauh ini sehat-sehat saja.
Kami menukil kisah ia yang koma dari liputan6.com, yang mengisahkan Terry Wallis. Sosok yang selama 19 tahun hanya terbaring di rumah sakit. Otak Wills rusak akibat kecelakaan pada tahun 1984.
Bulan pertama Wallis di rumah sakit, dokter menyatakan tubuhnya berada dalam kondisi sadar minimal. Ia sadar namun tak mampu berikan respons. Hanya sesekali Wills merespon sorotan cahaya dan beberapa stimuli.
Ia pun dapat merasakan teman-temanya yang datang menjenguk. Akan tetapi, Wallis tak mampu berbuat banyak, seperti mengobrol dan bergerak karena kerusakan di otak membuatnya lumpuh dan koma.
Qadarullah, pada suatu hari di tahun 2004 ia mengejutkan orang-orang di sekitarnya. Ia menjawab pertanyaan yang dilontarkan salah satu perawat. “Kamu mengenali orang itu?” kata perawat seraya menunjuk pada seorang perempuan paruh baya.
“Ibuu..,” kata Wills lirih.
Di lain tempat, seorang pelari maraton pemimpin salah satu perusahaan teknologi meninggal secara mendadak pada Januari. Tidak disebutkan secara resmi penyebab kematiannya. Namun, kawan-kawannya mengaku “terkejut” karena yang berasngkutan kondisinya sehat-sehat saja.
Teori ilmu kesehatan tentu memiliki teorinya tersendiri. Namun, selaku orang beriman, kita meyakini, bahwa ketika ajal kematian tiba, tak seorang-pun dapat mengelak darinya. Meski sehat-sehat saja, meski dia orang paling kuat, suatu saat pasti mati juga.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اَيْنَمَا تَكُوْنُوْا يُدْرِكْكُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِيْ بُرُوْجٍ مُّشَيَّدَةٍ ۗ وَاِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَّقُوْلُوْا هٰذِهٖ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۚ وَاِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَّقُوْلُوْا هٰذِهٖ مِنْ عِنْدِكَ ۗ قُلْ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۗ فَمَالِ هٰٓؤُلَاۤءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُوْنَ يَفْقَهُوْنَ حَدِيْثًا
Di mana pun kamu berada, kematian akan menjemputmu meskipun kamu berada dalam benteng yang tinggi dan kukuh. Jika memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, “Ini dari Allah.” Jika ditimpa keburukan, mereka mengatakan, “Ini darimu (Muhammad).” Katakan, “Semuanya datang dari Allah.” Maka, mengapa orang-orang munafik hampir-hampir tidak memahami pembicaraan? (QS. An-Nisa’:78)