Percikan Iman – Alhamdulillah, pagi, siang, sore, bahkan malam hari, Masjid Peradaban Percikan Iman kini penuh oleh dengungan dari lantunan ayat suci Al-Qur’an. Suara tersebut keluar dari mereka yang mengemban tugas sebagai penjaga keotentikan Al-Qur’an.
Bertahap, namun konsisten, satu persatu Mahasantri menyetorkan hafalan yang telah mereka dapatkan. Kini, terhitung lima dari tujuh belas santri telah men-tasmi’-kan hafalannya. Salah satunya, Zamzami, bahkan sudah men-tasmi’-kan lima belas juz hafalannya dalam waktu kurang lebih satu bulan.
Mungkin sahabat penasaran, “bagaimana sih kegiatan sehari-hari para Mahasantri Percikan Iman?” Apakah kegiatan mereka hanya menghafal Qur’an? Apa saja kegiatan mereka seharo-hari?
Untuk itu, lewat tulisan ini penulis mengajak sahabat Percikan Iman sekalian untuk mengikuti aktifitas para Mahasantri, yang tentunya berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Ada yang dari Pesantren, ada juga yang berasal dari SMA biasa. Tentunya, setiap Mahasantri punya kegiatannya yang khas. Namun, pada kesempatan ini, kita akan melihat kegiatan secara keseluruhan terlebih dahulu.
Pertama-tama, mari kita masuki kamar para Mahasantri yang terletak di salah satu ruang Asrama Ikhwan di bagian Timur Laut Masjid. Di sana mereka diharuskan berisitirahat mulai dari (maksimal) pukul 22.30 hingga pukul (kurang lebih) 3.30.
Mereka kami sarankan untuk bangun pada jam tersebut agar dapat memanfaatkan waktu hingga shubuh untuk Qiyamllail dan me-muroja’ah hafalannya. Namun, kami tidak memaksakan karena kami menilai mereka sudah cukup usia untuk bertanggung jawab atas kegiatannya.
Itu karena terkadang, ada yang memilih tidur lebih malam untuk me-muroja’ah hafalannya hingga sangat larut. Namun, ada juga di antaranya yang memilih bangun lebih awal. Salah satu yang pernah penulis pergoki sedang muroja’ah sebelum shubuh ialah Farhan dan Wisnu.
Hingga waktu shubuh tiba, Mahasantri yang bertugas adzan melakukan tugasnya. Yang bertugas sebagai imam, juga bersiap “menyetrokan” hafalannya dalam shalat. Mahasantri lainnnya satu persatu menyusul bersiap malaksanakan shalat shubuh.
Usai dzikir dan berdo’a, setiap santri menuju tempat “mojoknya” masing-masing. Di sudut-sudut favoritnya, para santri kembali berkegiatan dengan Qur’an-nya masing-masing. Me-recall hafalan baru yang semalam sudah coba mereka simpan di memorinya dan bersiap menyetorkannya pada para musyrif, ada Ustadz Ibnu dan Ustadz Wakfi yang sudah bersiap di tempatnya.
Tempat setoran pun berganti-ganti dari sudut ke sudut Masjid demi menyegarkan suasana.
Selama salah satu dari mereka merapal hafalan Qur’an-nya, yang lain mengantri menunggu giliran. Ada yang sambil mengecek hafalannya, ada juga yang sambil santai. Setiap Mahasantri dengan caranya sendiri.
Hingga waktu sarapan tiba, yang sudah menyetorkan hafalannya, dapat melakukan olah raga favoritnya, yakni lari pagi, ping pong, ada pula yang memilih mandi. Jika sarapan tiba, tibalah mereka mengisi energinya yang terkuras hingga waktu tersebut.
Ragam menu sarapan berganti setiap harinya. Kami berupaya menyajikan santapan terbaik, yang dengannya para Mahasantri dapat memenuhi energi untuk kembali pada berbagai kegiatan.
Kegiatan akan sedikit berbeda pada hari Ahad karena mereka akan terlibat sebagai jama’ah MPI. Setoran pagi diliburkan. Sebagai gantinya, mereka akan bersama-sama jama’ah Percikan Iman, mereguk sajian ilmu dari guru kita semua, Ustadz Aam Amirudin.