Percikan Iman – Jika kita sudah menentukan “tujuan akhir” keluarga kita surga, maka yang yang selanjutnya kita perlu pelajari ialah rute dan rambu–rambunya sehingga kita tidak tersesat dan selamat. Selain akhlak mulia, Allah menetapkan “takwa” sebagai prinsip yang kalau kita tegakkan, maka kita akan selamat dan bahagia di akhirat, juga diberikan “fasilitas” selama di dunia.
Dalam Qur’an, surat An-Naba’ ayat 31-36, Allah Swt berfirman,
اِنَّ لِلْمُتَّقِيْنَ مَفَازًاۙ
Sungguh, orang-orang bertakwa memperoleh kemenangan,
حَدَاۤىِٕقَ وَاَعْنَابًاۙ
yaitu kebun-kebun dan buah anggur,
وَّكَوَاعِبَ اَتْرَابًاۙ
pasangan-pasangan sebaya,
وَّكَأْسًا دِهَاقًاۗ
dan gelas-gelas penuh minuman.
لَا يَسْمَعُوْنَ فِيْهَا لَغْوًا وَّلَا كِذَّابًا
Di sana, mereka tidak mendengar percakapan sia-sia maupun perkataan dusta,
جَزَاۤءً مِّنْ رَّبِّكَ عَطَاۤءً حِسَابًاۙ
sebagai balasan dan pemberian yang banyak dari Tuhanmu,
Itu adalah sedikit gambaran mengenai kenikmatan yang telah Allah Swt. siapkan bagi kita, jika istiqomah menjalani hidup dengan prinsip-prinsip takwa.
Namun, di sisi lain, Allah Swt. telah memberikan kita peringatan agar kita sekeluarga selamat sampai surga-Nya, yakni dalam surat Luqman ayat 33,
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَّا يَجْزِيْ وَالِدٌ عَنْ وَّلَدِهٖۖ وَلَا مَوْلُوْدٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَّالِدِهٖ شَيْـًٔاۗ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۗ وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللّٰهِ الْغَرُوْرُ
Hai, manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutlah pada hari Kiamat. Pada hari itu, seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat menolong bapaknya sedikit pun. Sungguh, janji Allah pasti benar, maka janganlah kamu teperdaya kehidupan dunia dan jangan teperdaya oleh penipu yang menjauhkanmu dari Allah.
Berkenaan tentang takwa ini, Umar bin Khattab pernah bertanya kepada sahabatnya Ubay bin Ka’ab. Lalu Ubay menjawab dengan balik bertanya kepada Umar.
“Bukankah Anda pernah melewati jalan yang penuh duri?”
“Ya, pernah,” jawab Umar.
“Apa yang Anda lakukan?” tanya Ubay lagi.
“Saya akan bersiap-siap dan berjalan dengan hati-hati,” jawab Umar.
“Itulah takwa,” kata Ubay bin ka’ab.
Dengan kita menegakkan prinsip-prinsip takwa, takut pada Allah Swt. meski dalam kondisi kesulitan, maka Allah Swt., bukan saja mempersiapkan nikmat akhirat, namun juga keberuntungan di dunia. Sebagai firmannya dalam Qur’an, surat At-Thalaq ayat 2-3, yakni berupa jalan keluar, masalah dan rizki yang tidak diduga-duga, dan dimudahkan urusannya.
فَاِذَا بَلَغْنَ اَجَلَهُنَّ فَاَمْسِكُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ اَوْ فَارِقُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ وَّاَشْهِدُوْا ذَوَيْ عَدْلٍ مِّنْكُمْ وَاَقِيْمُوا الشَّهَادَةَ لِلّٰهِ ۗذٰلِكُمْ يُوْعَظُ بِهٖ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ ەۗ وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا
Maka, apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, rujuklah kembali kepada mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu serta hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah pengajaran itu diberikan kepada orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Siapa pun yang bertakwa kepada Allah, pasti Allah akan membukakan jalan keluar baginya,
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
dan Allah akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Siapa pun yang bertawakal kepada Allah, pasti Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya, Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya. Sungguh, Allah telah menetapkan ukuran untuk setiap sesuatu.
وَالّٰۤـِٔيْ يَىِٕسْنَ مِنَ الْمَحِيْضِ مِنْ نِّسَاۤىِٕكُمْ اِنِ ارْتَبْتُمْ فَعِدَّتُهُنَّ ثَلٰثَةُ اَشْهُرٍۙ وَّالّٰۤـِٔيْ لَمْ يَحِضْنَۗ وَاُولَاتُ الْاَحْمَالِ اَجَلُهُنَّ اَنْ يَّضَعْنَ حَمْلَهُنَّۗ وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ اَمْرِهٖ يُسْرًا
Perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (menopause) di antara istri-istrimu jika kamu ragu tentang masa iddahnya, maka iddahnya adalah tiga bulan. Begitu pula perempuan-perempuan yang tidak haid. Sedangkan, perempuan-perempuan hamil, waktu iddah mereka adalah sampai melahirkan. Siapa pun yang bertakwa kepada Allah, pasti Allah berikan kemudahan dalam urusannya.
Sahabat, Allah Swt. Maha Teliti sehingga sebesar dzarrah-pun tidak akan luput kesalahan yang kita lakukan. Penglihatan kita selama perjalanan ke kantor, pengllihatan kita selama membuka sosial media, belum lagi pembicaraan atau pendengaran aib orang lain. Belum lagi ketika kita lalai ketika mengingat Allah Swt. dan secara tak sadar kita melakukan dosa. Seandainya semua itu dihitung, ditambah dengan “hutang” modal, berupa semua nikmat tersebut (nikmat memandang, mendengar), mungkinkah kita semua dapat masuk dalam surga-Nya?
Untuk itu, kita amat memerlukan ampunan-Nya, dihapus segala kesalahan kita dan takwa ialah ikhtiar untuk kita memperolehnya. Itulah ganjaran puncak bagi orang=orang yang bertakwa, sebagaimana termaktub dalam Qur’an, surat At-Thalaq ayat 5,
ذٰلِكَ اَمْرُ اللّٰهِ اَنْزَلَهٗٓ اِلَيْكُمْۗ وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّاٰتِهٖ وَيُعْظِمْ لَهٗٓ اَجْرًا
Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepadamu. Siapa pun yang bertakwa kepada Allah, pasti Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya.
Karena itu, jika kita sekeluarga ingin mendapatkan Ridho dan ampunan-Nya sehingga kita diperkenankan masuk dalam surga-Nya, maka tegakkan prinsip takwa dalam keluarga kita.
Wallahu a’lam bi shawwab
______
Tulisan ini merupakan pengembangan dari materi yang disampaikan oleh guru kita, Ustadz Aam Amiruddin pada program “Safari Dakwah Tasik-Ciamis” 28 Februari – 1 Maret 2024