Sahabat Percikan Iman. Setiap orang dianugerahi ruang dan durasi waktu yang sama, 24 jam sehari, tidak lebih semenit pun, juga tidak kurang sedetik pun. Setiap seorang mempunyai tabung waktu yang sama.
Maka cara terbaik mengisinya adalah mendahulukan batu-batu besar, batu yang lebih kecil, butiran pasir, dan terakhir, air. Bandingkan jika kita mengutamakan pasir-pasir dan kerikil, maka takkan ada ruang lagi untuk batu besar.
Batu-batu besar tadi ibarat tugas-tugas besar dan terpenting dalam misi kehidupan kita. Tugas terbesar dalam hidup ini hanya ada dua; sebagai khalifah, pemakmur bumi dan sebagai Abdullah, mengistimewakan Allah di atas segalanya. Tidak Kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku. (QS. 51: 56).
Sahabat Percikan Iman. Tahun baru Hijriyah kembali menyapa kaum Muslimin. Dan perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dari Makkah ke Madinah menjadi titik tolak perhitungan kalender Hijriyah.
Sehingga setiap pergantian tahun baru Hijriyah tersebut selalu mengingatkan kita kembali akan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW, sehingga hal itu menjadi sebuah spirit bagi kaum Muslimin untuk berhijrah.
Wajib BERHIJRAH
Berhijrah tak sekedar pindah tetapi secara total dan riil merubah dari satu keadaan yang ingin ditinggalkan menjadi keadaan yang dicita-citakan.
Berhijrah dari keburukan menuju kebaikan, dari kebodohan menuju ilmu, dari kebohongan menuju kejujuran, dari kesewenang-wenangan menuju keadilan, dari arogansi menuju kelemah-lembutan, dari permusuhan menuju perdamaian, dari saling menjatuhkan menuju saling membangun.
Lalu, dari yang biasanya minta dilayani menuju berlomba saling melayani, dan begitu seterusnya. Intinya, berhijrah menuju kehidupan yang lebih baik dan memberi manfaat yang lebih besar kepada umat, bangsa, dan negara.
Dengan berhijrah di jalan Allah dan Rasul-Nya maka seseorang akan memperoleh banyak keutamaan. Tetapi dengan syarat dilakukan dengan usaha yang sebenar-benarnya, dan Allah Maha Mengetahu dan Maha Melihat Hamba-Nya.
Pertama, akan diberikan keluasan rezeki. ”Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS an-Nisa’ [4]: 100).
Kedua, dihapuskan kesalahan-kesalahannya. ”Maka, orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Pada sisi-Nya pahala yang baik.” (QS Ali Imran [3]: 195).
Ketiga, ditinggikan derajatnya di sisi Allah dan mendapatkan jaminan surga-Nya. ”Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari padanya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS at-Taubah [9]: 20-22).
Keempat, diberikan kemenangan dan meraih keridhaan-Nya. ”Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS at-Taubah [9]: 100).
Sahabatku, Allah Swt bertanya: “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?” Mereka menjawab: “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka bertanyalah kepada orang-orang yang menghitung.” Allah Swt berfirman: “Kamu tinggal (di bumi) hanya sebentar saja, jika kamu mengetahui.” (QS. 23: 112-114).
Keberkahan sebuah waktu adalah ketika kita dapat mengatur waktu dan hidup sebermakna mungkin dan tidak lagi melakukan kegiatan-kegiatan bernilai rendah.
Dalam perspektif yang lain, orang yang merugi adalah, orang yang banyak memikirkan sesuatu yang tidak harus dipikirkan.
Banyak mengerjakan sesuatu yang tidak seharusnya dikerjakan. Banyak membicarakan hal-hal yang tidak perlu dibicarakan. Dan, banyak mengurus sesuatu yang bukan urusannya. Hidup di dunia ini menyenangkan dan di akhirat akan lebih menyenangkan, bukan.
Semoga Allah membimbing kita agar dapat istiqamah dalam berhijrah menggunakan nikmat waktu menuju surga-Nya. Selamat tinggal tahun 1438 H, dan selamat datang Tahun Baru 1439 H.
Kiriman dari Jamaah Percikan Iman