Percikan Iman – “Buat apa sih pake-pake stiker bendera sama semangka segala?”, “Buat apa sih pake-pake syal segala?”, “Emang ngaruh ya?”. Ketahuilah, meski yang kita lakukan ini nampak kecil di mata kita; hanya sepercik dukungan. Namun, yang tiba di P4l35tin@ itu gelombang.
Mari kita lebarkan mata kita dan tengok berita-berita terkait perjuangan rakyat P4l35t1n4 terjajah melawan I5r43l. Tiga hari yang lalu, kita dapat menemukan jika Amerika Serikat baru saja menyetujui bantuan militer terhadap I5r43l. Bantuan militer lho ya, bukan bantuan pangan, bukan bantuan bangungan sementara untuk pengungsi, bukan juga bantuan alat kebersihan, bukan juga bantuan khusus keperluan perempuan. Namun, bantuan militer.
“AS setujui bantuan militer Rp225 T untuk Israel di tengah perang Gaza” begitu kantor berita Antara menulisnya. Jumlah tersebut enam kali lipatnya APBD Jawa Barat tahun 2023, yakni Rp 37,74 T. Sekali lagi itu, hanya bantuan militernya ya.
Padahal setiap tahun, negeri Paman Sam tersebut secara reguler “memberikan sumbangan” pada Negeri Z10n15t tersebut sejumlah Rp 59,9 T. Tak hanya Amerika Serikat, tercatat di berbagai media, Kepala Pemerintahan Negara-negara Eropa pun ramai-ramai menyatakan dukungan diplomatiknya pada I5r4el.
Tahukah sahabat, masih dalam berita dari kantor berita Antara, Presiden Amerika Serikat berencana akan memveto jumlah yang disepakati kongres. Karena yang ia ajukan pada akhir Oktober lalu jumlahnya, Rp 1.655 T, alias sepertiganya APBN Indonesia, Rp 3.061 T.
Pertanyaan berikutnya, apakah kita perlu khawatir dengan dukungan tersebut? Bisa jadi, kita perlu khawatir dengan nasib saudara-saudara kita di G4z4. Artinya, itu tambahan amunisi untuk mereka membunuh lebih banyak orang di negeri para Anbiya, P4l35tin4. Sebelum kami jawab, mari kita tengok kondisi perekonomian I5r43l.
Kok, Amerika sampai menggelontorkan dana tambahan sebesar itu ya? Bagaimana tidak, untuk membiayai operasi genosidanya dalam kurang lebih sebulan ini, pemeritahan Z10ni5t telah menggelontorkan dana sebesar Rp 795 T, sebagaimana dipublikasikan oleh CNN Indonesia. Bahkan media vivanews menyatakan jika I5r43l terancam bangkrut lantaran menghabiskan dana hingga Rp 3,89 T perhari.
Bukan hanya dengan senjata militer, Z10n15t juga berupaya menyudutkan perjuangan P4l35t1n4 melalui jaringan media arus utama juga influencer-influencer di seluruh dunia. Kita dapat menemukan jika para influencer itu diiming-imingi bayaran Rp 15 juta perpostingan hingga Rp 79,5 juta ( US$ 5.000,-). Di media, kita dapat menemukan narasi-narasi yang menyatakan bahwa penyerangan Z10n15t ke G4z4 merupakan “serangan balasan atas serbuan h4m45 pada 7 Oktober 2023 lalu”. Jika sahabat menemukannya, jangan percaya karena itu tak sebentuk upaya penyesatan melalui opini.
Melihat kondisi tersebut, selain khawatir, kita juga dapat mempersilahkan nyala harapan atas berbagai bentuk perjuangan kita membela P4l35tin4. Meski hanya melalui donasi sekadarnya (itupun untuk bantuan kemanusiaan), melalui do’a bersama, atau sekadar menggunakan atribut terkait P4l35t1n4, salah satunya stiker semangka yang kita tempelkan di pipi kita pada MPI 5 November kemarin.
Terlepas ada hubunganya atau tidak. Kita dapat menemukan laporan demonstrasi besar-besaran, gelombang dukungan bagi perjuangan rakyat P4l35t1n4. Meski kepala negaranya mendukung Z10n15t, nyatanya tak begitu dengan Rakyatnya. Gelombang demi gelombang massa memadati titik-titik ikonik di berbagai negara, dari Barat ke Timur, Selatan ke Utara, mendukung kebebasan P4l35t1n4.
Termasuk di dalamnya, demonstrasi mendukung penghentian genosida di tanah kelahiran Imam Syafi’i, G4z4 di salah ruangan kongres di Amerika Serikat.
Kembali ke pertanyaan di atas, apakah kita perlu khawatir? Kita perlu khawatir, namun di saat bersamaan, kita juga boleh optimis, bahwa apa yang kita lakukan, meski sepercik demi sepercik, itu ada dampaknya, biidznillah. Artinya, saat ini Z10n15t I5r43l sedang kewalahan menghadapi para pejuang kemerdekaan P4l3stina
Mari kita sedikit renungkan apa yang sudah kita lakukan selama ini, mari sedikit kita buka sejarah, saat Nabi Ibrahim As. mendapatkan perintah dari Allah Swt. menyeru kaum Muslimin melaksanakan Ibadah Haji. Saat itu, tidak ada alat komunikasi canggih macam kita sekarang. Nabi Ibrahim As. melakukan hanya semampunya. Ia naik ke dataran paling tinggi yang ada di Mekah, kemudian ia “menyeru” sesuai dengan perintah Allah Swt. sebagaimana terangkum dalam Qs. Al-Hajj ayat 77.
Sahabat, dalam hal ini, tugas kita hanya menunjukkan semampu kita di hadapan Allah Swt. berbagai bentuk dukungan pada saudara kita di P4l35t1n4 dan melawan kezaliman yang dilakukan oleh Zi0n15t pada orang-orang yang tak berdosa. Selanjutnya, biar Allah Swt. yang menyempurnakan. Ingatlah, dalam konteks kemanusiaan, jangankan yang Muslim, yang non-Muslim pun harus kita tolong ketika dizholimi atau terkena musibah, apalagi di dalamnya ada orang-orang beriman.
Masyarakat P4l3st1n4 dizholimi karena mereka merupakan penghuni asli tanah tersebut, yang kemudian secara berkesinambungan diusir dari tanah airnya tercinta. Sebelum tahun 1948, P4l35t1n4 merupakan negeri yang damai, di mana kaum Muslimin bermuamalah dengan baik dengan mereka yang menganut agama Yahudi maupun Nasrani. Mereka pun sama-sama dapat menjalankan ajaran agamanya dengan tenang.
Ketika mereka diusik, bukankah amat pantas, jika penduduknya melawan demi meraih kemerdekaannya. Layaknya para pejuang kemerdekaan Indonesia sebelum 1945. Tak hanya menghadapi serangan fisik, mereka juga disergap dengan tekanan fitnah. Berbagai julukan yang buruk disematkan pada para pejuang, Indonesian Extremist lah, Muslim Extremist lah. Persis yang terjadi saat ini.
Artinya, keterlibatan kita memberikan dukungan sekecil apapun itu amat berarti bagi perjuangan atas kemerdekaan rakyat P4l35tin4. Kita mungkin menganggapnya hanya sepercik, namun tiba di P4l35tin4 sebagai gelombang. Menghidupkan optimisme untuk terus berjuang.
Sebagaimana yang guru kita, Ustadz Aam Amiruddin sampaikan,
“Takkan ada gelombang, kecuali ada sepercik air. Takkan ada iman yang dahsyat, tanpa sepercik iman”.
Lagipula, terkait perjuangan di P4l35t1n4 ini, justru kita yang harus berterima kasih pada mereka. Bagaimana tidak, lewat berbagai tayangan, kita dapat menemukan bagaimana wujud sejati dari iman. Di balik reruntuhan gedung, di balik tumpahan darah, iman itu justru begitu hidup, begitu kokoh, begitu subur menyalakan asa mereka. Tak ada kalimat yang keluar dari mulut mereka di tengah ujian tersebut, melainkan alhamdulillah.
“Sabar di tengah badai itu memang seharusnya orang beriman. Namun, syukur di tengah badai merupakan sedalam-dalamnya iman, sebening-beningnya prasangka, seindah-indahnya ucap”
Kita adalah seekor burung pipit yang membawa sepercik air untuk memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim As. saat melawan kesewenang-wenangan, yang ketika ada yang meragukannya, kita dapat sama menjawab, “Setidaknya ketika Allah Swt. bertanya padaku di yaumil akhir nanti, aku dapat menjawab aku berpihak pada siapa.”
Wallahu a’lam bi shawwab.