Percikan Iman – Sementara Covid belum tuntas, kini dunia disuguhkan dengan tayangan peperangan atau serangan pemerintah Rusia ke wilayah Ukraina. Terlepas dari berbagai rumor yang merebak; soal siapa yang terlibat serta berbagai intrik politik di dialamnya, faktanya, ada nyawa yang terkorbankan. Namun, kita selaku umat Islam, ada hal yang lebih penting.
BBC menyebutkan jumlah warga sipil yang tewas selama invasi Rusia ke Ukraina meningkat dari hari ke hari. Pada hari Ahad, komisaris hak asasi manusia Ukraina menyebutkan jumlah korban sipil saja di 210, termasuk beberapa anak-anak.
Seorang gadis tujuh tahun tewas dalam serangan di taman kanak-kanak dan 10 anggota komunitas etnis Yunani Ukraina tewas ketika desa mereka diserang di selatan.
Alisa Hlans adalah satu dari enam orang yang tewas ketika taman kanak-kanaknya diserang pada hari kedua invasi Rusia, hari Jumat (25/2/2022) di kota kecil Okhtyrka, satu jam perjalanan dari perbatasan timur laut Ukraina.
Perang, konflik, serangan, maupun penjajahan, semua sama-sama memakan korban. Terepas apapun motifnya, keyakinan, politik dan kekuasaan, ataupun ekonomi. Bisa jadi semuanya, sebagaimana slogan yang dibawa kolonial eropa di masa lalu, Gold, Glory, and Gospel
Semuanya memiliki kesamaan, timbulnya bencana; bencana ekonomi, politik, dan yang terutama korban nyawa atau kemanusiaan. Sayangnya, meski perang dunia berakhir, perilaku-perilaku yang berasaskan pada hawa nafsu, mendorong manusia tak henti-hentinya menghabisi nyawa. Padahal, nyawa merupakan salah satu poin utama dalam Hak Asasi Manusia.
Tentang HAM
Secara teoritis hak asasi manusia adalah hal yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugrah allah yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi.
Hak Asasi Manusia (HAM) muncul dari keyakinan manusia itu sendiri bahwasanya semua manusia selaku makhluk ciptaan Tuhan sam serta sederajat. Manusia dilahirkan lepas dan memiliki martabat juga hak-hak yang sama. Bagi dasar itulah manusia mesti diperlakukan secara sama setimpal dan beradab. Ham bersifat universal, artinya berlaku bagi semua manusia tanpa membeda-bedakannya berdasarkan atas ras, keyakinan, suku, dan bangsa (etnis).
Hak Asasi Manusia atau HAM adalah hak-hak yang sudah dipunyai oleh seseorang sejak ia masih dalam kandungan. Hak Asasi Manusia dapat berlaku secara universal.
Hak asasi manusia yang diuraikan di atas mempunyai ruang lingkup yang luas dan mencakup berbagai aspek kehidupan. Mengutip salah satu makalah tentang HAM, ruang lingkup HAM ialah
1. Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,
dan hak miliknya.
2. Setiap orang berhak atas pengakuan di depan hokum sebagai manusia pribadi dimana saja ia berada.
3. Setiap orang berhak atas rasa aman dan tenteram serta perlindungan terhadap
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
4. Setiap orang tidak boleh diganggu yang merupakan hak yang berkaitan dengan
kehidupan pribadi di dalam tempat kediamannya.
5. Setiap orang berhak atas kemerdekaan dan rahasia dalam hubungan komunikasi
melalui sarana elektronik tidak boleh diganggu, kecuali atas perintah hakim atau
kekuasaan lain yang sah sesuai dengan undang-undang.
6. Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, penghukuman, atau perlakuan yang kejam, tidak manusiawi, penghilangan paksa dan penghilangan nyawa.
7. Setiap orang tidak boleh ditangkap, ditekan, disiksa, dikucilkan, di asingkan, atau
dibuang secara sewenang-wenang.
8. Setiap orang berhak hidup dalam tatanan masyarakat dan kenegaraan yang damai, aman dan tenteram, yang menghormati, melindungi dan melaksanakan sepenuhnya hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia sebagaimana diatur dalam undang- undang.
Namun, memang peristiwa-peristiwa perang di dunia saat ini perlu pengamatan yang jeli, jangan sampai kita bersikap berlebihan, tanpa alasan yang rasional. Hanya karena kita terus terpapar konten meme Vladimir Putin bertelanjang dada menunggangi berbagai tunggangan, terus kita jadi lebih simpati. Atau karena informasi (yang belum tentu benar) Presiden ukrainan yang mendukung Israel, kita serta merta mendukung serangan Rusia.
Mengacu pada nilai-nilai universal yang terangkum dalam konsep HAM tersebut, kita tentu harus peduli pada setiap nyawa manusia. Namun, sebagai umat Islam, kita tertuntut agar jangan sampai melupakan perspektif keimanan dalam kepedulian selaku prioritas utama.
Sebagai Muslim
Sebagai orang Islam, kita tentu perlu bersikap secara agama ketika motif-motif keagamaan terlihat nyata lewat lisan-lisan para pelakunya. Apalagi, ketika masuk kategori dholim. Kondisi di mana umat Islam dipersekusi, tanpa sumber daya yang memadai, nyawa dicabut semata-mata karena “beragama Islam”.
Misalnya, di Palestina, Myanmar, Pattani-Thailand, Bosnia, Afghanistan, di mana kita semua tahu orang-orang yang ada di sana beragama Islam dan ditindas dengan motif agama. Namun, untuk kasus di Ukraina kali ini, kita belum menemukan motif yang sebenarnya.
Yang perlu kita fokuskan saat ini ialah kepedulian kita pada aspek kemanusiaan. Di mana nyawa melayang, padahal mereka tidak terlibat seutuhnya. Sementara waktu, sebagai manusia kita sama-sama mengutuk apa yang dilakukan Pemerintahan Rusia dan Ukraina. Kebijakan mereka menyia-nyiakan banyak nyawa.
Namun, sebagai umat Islam, kita punya persoalan yang sampai saat ini belum selesai. Bisa jadi perjuangan ini sebagai salah satu cara untuk menunjukkan dakuan ke-Islaman kita, yakni Palestina. Di sana kita sudah tahu, kaum Zionis menyerang Palestina, tempat di mana Allah menetapkan satu masjid utama bagi umat Islam, Alquds. Kita tahu jika Zionis, berencana menghancurkan masjid Al-Aqsha dan menggantinya dengan Solomon Temple. Selaku umat Islam, sudah sepatutnya kita tak sedikitpun mengalihkan perhatian kita darinya.
Al-Quds adalah tempat suci umat Islam. Secara tersurat Allah SWT mengabarkan pada kita lwat salahs atu ayat-Nya nan mulia. Yang persitiwanya merangkum Isra-Mir’raj, yang kepulangan Nabi dari perjalanan tersebut membawa serta oleh-oleh perintah Shalat; ibadah yang menjadi tiang bagi keberagamaan seorang Muslim.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya539 agar Kami perlihatkan sebagian tanda- tanda kebesaran Kami kepadanya. Sesungguhnya, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.
QS. Al-Isra’:1
Terjemahan berdasarkan Al-Muasir