Percikan Iman – Sungguh, aku melihat air yang tidak mengalir pasti kotor | Air akan bersih jika mengalir, dan akan kotor jika menggenang
Begitu bunyi sya’ir Imam Syafi’i yang menjadi motivasi Ramzi Fasya Fauda (18) ketika rasa malas mendera dirinya di tengah proses menghafal Al-Qur’an.
Seringkali, Mahasantri lain mendapati Ramzi pulang larut malam dari masjid. Tentunya, demi “menambal” hafalan atau menambah hafalan Qur’an baru. Sebulan ia menjalani proses seperti itu hingga tiba-lah hari di mana ia “menyetorkan” hafalannya di hadapan Ustadz Ibnu selaku musyrif dan di hadapan Mahasantri lainnya.
Tepatnya, pada Senin (1/9), berbarengan dengan Adi Wiryawan, Ramzi melakukan tasmi’. Ramzi terpaut beberapa menit dari Adi menuntaskan setoran 5 juz hafalannya. Dengan begitu, Ramzi menjadi Mahasantri ke-4 yang sudah menuntaskan 1/3 target alias 5 juz hafalan program Tahfidz Mahasantri Percikan Iman.
Pasalnya, Ramzi menjelaskan jika ia harus berjuang “mengembalikan” total 8 juz yang sudah pernah ia hafal sebelumnya. Sebagai informasi, ada kalanya “mengembalikan” hafalan yang pernah ada sebelumnya lebih sulit, baik secara mental maupun teknis.
Ramzi mengaku jika fenomena pandemi menjadi salah satu penyebab ia “kehilangan” sebagian hafalan Qur’an-nya. Ketika ia terpaksa harus dipulangkan ke rumah dan harus mengikuti sekolah daring, Ia kesulitan mencari siklus jadwal harian yang sebelumnya sudah begitu teratur di pesantren.
Jadi-lah ia tersibuk-kan beradaptasi dengan pola pembelajaran yang baru, yakni pembelajaran daring. Dampaknya, ia kesulitan menjaga juz 26, 27, 28, 29, 30, 1, 2, dan 3 yang sudah pernah ia hafal sebelumnya.
Namun, Ramzi tidak menyerah dan Ia fokus mengarahkan pandangannya jauh ke depan dan memperhitungkan kemungkinan buruk yang terjadi apabila ia terlalu banyak bersantai dan kemungkinan baik yang terjadi apabila ia bisa mengatasi rasa malas tersebut.
Di sini-lah Ramzi, bergabung dengan program Mahasantri agar “tetap jernih” dan dapat bermanfaat lebih baik bagi diri, keluarga, dan masyarakat.
Sahabat, spirit Ramzi nyatanya berpengaruh positif, khususnya pada sesama Mahasantri Percikan Iman. Diantara mereka ada yang bertambah semangatnya dan ada juga yang tidak ingin tertinggal lebih jauh lagi.
“Semakin banyak yang berkembang semakin baik, karena dengan itu saya semakin terpancing untuk melesat sejauh mungkin” Ujar Bagas, sesama Mahasantri menyimpulkan.
Sahabat mari sama-sama kita jaga spirit Ramzi dan Mahasantri lainnya. Mereka sudah mengambil peran sebagai penjaga Al-Qur’an Al-Kariim. Kini, giliran Anda. Mari terus dukung mereka dengan bergabung sebagai Orang Tua Asuh Mahasantri Percikan Iman.
Orang Tua Asuh Percikan Iman
7000 978 862 A.n Yayasan Percikan Iman
Informasi dan Konfirmasi
0811-2216-667