“…Dan kadang kamu benci sesuatu, padahal dia baik bagimu…” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 216)
Ibnu Jarir At-Thabary dalam Tafsir Al-Jami’ul Bayan menjelaskan bahwa ayat di atas menyangkut kebencian muslimin ketika diwajibkan berperang. Padahal, dalam berperang ada kebaikan berupa harta rampasan atau mati syahid. Sedangkan, Fakhruddin Ar-Razy dalam Mafatihul Ghaib mempersoalkan bahwa ayat itu tentunya bukan hanya tentang muslimin yang benci berperang karena mereka justru gembira ketika ada seruan untuk berperang.
Terlepas dari polemik itu, ada pemahaman alternatif tentang ayat tadi bahwa yang kita benci justru mengandung kebaikan bagi kita. Contohnya adalah tentang binatang bernama scorpion atau kalajengking. Dia ditakuti dan dibenci karena memiliki bisa beracun yang mematikan dari sengat di ekornya. Tetapi kini, telah ditemukan manfaat kalajengking.
Raymond John St.Leger, ahli serangga dari Universitas Maryland, menyebutkan bahwa alam telah bereksperimen selama ratusan juta tahun. Sebagian strategi gagal dan sebagian spesies telah punah. Maka, yang masih ada ialah hasil eksperimen yang sukses saja. Kalajengking telah mengembangkan serum kimia yang kuat untuk mempertahankan hidupnya.
Ada 1.300 spesies kalajengking yang masing-masing memiliki 300 jenis bisa beracun yang berbeda untuk melumpuhkan jenis mangsa yang berbeda pula. Setiap jenis racun hanya mematikan mangsa jenis tertentu tetapi aman untuk yang lain. Setetes cairan bisa kalajengking tersusun dari molekul dan protein kecil pepsida yang bersifat toksik. Artinya, bisa tersebut mempunyai daya rusak terhadap sel-sel tubuh si mangsa, berupa kelumpuhan atau bahkan menghancurkan sel dari dalam.
Dari penelitian terhadap bisa kalajengking diperoleh inspirasi untuk meniru susunan kimia racun-racun tersebut dalam rangka pembasmian hama tanaman. Pestisida yang ada saat ini membunuh semua serangga tanpa pandang bulu sehingga merusak rantai keseimbangan alam.
Dari kalajengking, para ahli belajar memproduksi senyawa kimia bebeda-beda yang hanya membunuh belalang jenis tertentu, atau ulat bulu jenis tertentu, atau nyamuk pembawa penyakit tertentu, tapi aman bagi jenis serangga lain juga tidak membahayakan manusia dan ternak.
Selain itu, para ilmuwan tersebut juga mencoba meniru cara kerja bisa kalajengking yang merembes masuk ke dalam sel dan menghancurkan dari dalam. Mereka membuat senyawa racun pembunuh sel lalu disuntikkan kedalam sel tumor untuk melawan kanker di tubuh manusia. Senyawa racun kalajengking lain yang bertugas membuat sel-sel mangsa lumpuh, ditiru untuk disuntikkan menjadi penghilang rasa sakit.
Walhasil, manusia belajar hal bermanfaat dari sesuatu yang nampaknya buruk dan mematikan. Terima kasih kalajengking. Shodaqallahul’adzim.