Kebohongan media seputar pemberitaan kejadian di Palestina
Percikan Iman – Tahukah sahabat, di masa perjuangan meraih kemerdekaan dulu, para pahlawan negeri ini digelari sebagai “muslim fanatics”? Layaknya sekarang, gelar serupa juga ditembakkan pada para pejuang kemerdekaan di P4l35t1n4 , teroris.
Namun, tahukah sahabat jauh sebelum media merebak seperti sekarang ini, gelaran buruk senantiasa disematkan pada Rasulullah Saw. Padahal beliau adalah al-amin gelar yang disematkan karena kejujuran tanpa celanya beliau. Padahal beliau sudah terkenal sebagai seorang hartawan yang dermawannya Mekah. Namun, ketika beliau mengibarkan bendera tauhid, tiba-tiba setan merasuki para tokoh musyrik. Mereka mencari-cari dan merumuskan julukan buruk pada Rasulullah Saw.
Itulah propaganda sesat yang memang senantiasa tertuju pada mereka yang mengumandangkan perlawanan terhadap para pengusung bendera hawa nafsu. Keserakahan, penindasan, kezhaliman, dan kemusyrikan. Mereka yang sudah terlelap dalam kesesatannya terusik dengan kilau cahaya ilahi. Mereka panik, kemudian melakukan apapun yang sulit diterima oleh akal, apalagi nurani.
Mari kita sedikit menengok ke belakang, di mana dua tower yang menjadi simbol kemakmuran Amerika Serikat tiba-tiba meleleh karena dua pesawat. Pemberitaan menyebarkan isu bahwa orang Islam-lah pelakunya. Dibumbui dengan cerita para korban, dikemas dengan dibuatnya monumen peringatan terbunuhnya para “korban”.
Momen tersebut menjadi landasan para pendengki Islam menembakkan tuduhan “Islam is terrorist”. Olok-olokkan tersebut kemudian dikait-kaitkan dengan berbagai kegiatan ke-Islam-an. Propaganda tersebut tampaknya berhasil membuat sebagian orang terhasut sehingga takut berdekatan dengan Islam. Merekalah kalangan Islamophobia. Namun, ketika mereka yang membenci Islam berbuat makar, Allah Swt. membuat makar yang lebih canggih.
Di antara mereka yang memperhatikan berita, yang sebelumnya tak mengenal “apa itu Islam” akhirnya mulai terpapar dengan kata kunci “Islam”. Perlahan namun pasti, gelombang hidayah tersebar ke berbagai negara seiring dengan merebaknya tuduhan “Islam is terrorist”. Orang-orang Amerika sedikit-demi sedikit terbawa rasa penasarannya dan mendatangi Islamic Center, demi mencari jawaban, “Apa sih Islam itu sebenarnya?” Tak jarang, kemudian mereka masuk kembali dalam pangkuan Islam.
Pola propaganda yang sama dapat juga kita temukan pada fenomena yang hangat belakangan ini, yakni terkait perlawanan masyarakat P4l35t1n4 terhadap penjajahan Z10ni5. Bukan hanya menutupi kebenaran, mereka juga tak sungkan menyebarkan fitnah. Akibatnya, masyarakat jadi bingung dengan posisi Palestina atas Israel atau sebaliknya. Salah satu berita yang santer menyebar ialah pembunuhan bayi oleh pejuang kemerdekaan P4le5tin4. Padahal, jangankan membunuh bayi, berapa waktu kemudian, kita dapat menemukan tawanan orang tua yang dibebaskan kemudian menyampaikan bahwa dirinya diperlakukan amat baik oleh para pejuang.
Padahal, kalau kita semua buka kembali lembaran sejarah, posisi P4l35t1n4 saat ini ialah negara yang dijajah oleh Z10n15t sejak tahun 1948, layaknya Indonesia ketika diajajah oleh VOC. Padahal tiga tahun sebelumnya, P4l35t1n4 menjadi negara yang menginisiasi pengakuan secara de jure bahwa Indonesia sudah merdeka.
Sahabat, jangan sampai kita menjadi korban “tipu daya dunia” yang ada saat ini. Sebagai informasi, Z10n15t memiliki satu proyek Humas bernama “Hasbara Project”. Salah satu programnya ialah merekrut influencer-influencer di seluruh dunia, mengajak mereka agar dunia jangan sampai melihat I5r43l sebagai penjahat perang, salah satu strateginya ialah dengan mempersiapkan narasi, bahwa para pejuang kemerdekaan P4l35t1n4 adalah teroris.
Waspadalah!
Selanjutnya, agar kita tak menjadi korban tipu daya z10n15, coba ikut langkah-langkah berikut ini:
Dekati Allah Swt. sebagai sumber kebenaran, mintalah pertolongan pada Allah Swt. ditunjuki, yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah.
اللهُمَّ أَرِنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا التِبَاعَةَ وَأَرِنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
Ya Allah, tunjukkanlah kebenaran kepada kami sebagai kebenaran dan
karuniakanlah kepada kami untuk mengikutinya. Serta tunjukkanlah kebatilan kepada kami sebagai kebatilan dan karuniakanlah kepada kami untuk menjauhinya.
Kedua, pahami karakteristik musuh-musuh Islam. Allah Swt. seyogyanya telah memberikan kita peringatan di dalam Al-Qur’an. Dalam Qur’an surat Al-Baqarah ayat 120,
وَلَنْ تَرْضٰى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الْهُدٰى ۗ وَلَىِٕنِ
اتَّبَعْتَ اَهْوَاۤءَهُمْ بَعْدَ الَّذِيْ جَاۤءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu sebelum kamu mengikuti agama mereka. Katakan, “Sesungguhnya, petunjuk Allah, itulah petunjuk yang sebenarnya.” Jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah kebenaran sampai kepadamu, Allah tidak akan lagi menjadi pelindung dan penolongmu.
Ketiga, jangan percayai perkataan orang-orang nifaq. Sebagaimana tertuang dalam surat Al-Hujurat ayat 6, Allah Swt. berfirman
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ
Hai, orang-orang beriman! Jika orang fasik datang kepadamu membawa berita, periksalah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan orang lain karena kecerobohanmu yang akhirnya kamu menyesali.
Terakhir, pahami, bahwa setiap Muslim itu bersaudara. Dalam Qs. Al-Hujurat ayat 10, Allah Swt. berfirman
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ࣖ
Sesungguhnya, orang-orang mukmin itu bersaudara. Karena itu, damaikanlah antara kedua saudaramu yang berselisih dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.
Karena kita bersaudara, sudah semestinya kita mendahulukan prasangka baik atau husnudzon pada saudara kita, membelanya baik sedang terdzolimi atau mendzolimi (mencegahnya). JIka mereka sakit, kita pun turut merasakannya (bersimpati).
Wallahu a’lam bi shawwab
*Tulisan merupakan catatan dari materi yang disampaikan guru kita, Ustadz Aam Amirudin pada Majelis Percikan Iman (MPI), Ahad (15 Oktober 2023) di Masjid Peradaban Percikan Iman, Arjasari