Begini, Saya sependapat dengan Anda bahwa bekerja memang harus profesional. Tetapi profesional yang seperti apa dulu dong? Apakah menghalalkan segala cara merupakan bagian dari profesionalisme? Ini yang harus kita kritisi. Apalagi professional tersebut berdasar dari skenario alias aturan manusia.
Islam tidak melarang kita berprofesi sebagai aktris atau aktor, tetapi tetap harus mengikuti koridor dan aturan-aturan yang diajarkan Islam. Seorang aktris atau aktor harus mengikuti skenario yang ada, namun kalau adegannya menyalahi koridor agama, misalnya harus berciuman dengan yang bukan mahram, maka tidak kemudian berciuman itu menjadi halal. Apabila ada skenario harus makan babi, apakah daging babi menjadi halal dengan alasan tuntutan skenario? Apabila dalam skenario harus menenggak minuman beralkohol, apakah minuman yang memabukkan menjadi halal? Tentu saja tidak.
Saya pikir itu sudah sangat jelas!. Mendudukan aturan manusia diatas aturan Allah SWT adalah terlarang.